Kebudayaan Kepribadian Timur


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara umum Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam kehidupansetiap manusia. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi satudengan yang lainnya. Sebelum membahas peran kebudayaan dalam membentuk kepribadian ,akan lebih baik memahami masing – masing dari setiap pokok materi yaitu Budaya dan Kepribadian. Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola pikir masyarakat t ertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat ,pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993).Selain itu Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yangberkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah Kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya, karsa, dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.Tak adamahluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan sesuatuyang agung dan mahal.

Menurut Koentjaraningrat
Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasilkarya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusiadengan cara belajar. Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan.
Jenis-jenisnya antara lain :
  • Hidup-kebatinan manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan tertib damainya hidupmasyarakat dengan adat-istiadatnya,pemerintahan negeri, agama atau ilmu kebatinan
  • Angan-angan manusia, yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa,kesusasteraan dan kesusilaan.
  • Kepandaian manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan macam-macam kepandaiantentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas,kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).
Pengertian ilmu sosial budaya dasarMenurut Koentjaraningrat (1980), kata “Kebudayaan” berasal dari kata sanskerta Budhayah, yaitu bentuk jamak dari Budhi yang berarti “Budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan “hal – hal yang bersangkutan dengan akal”. Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya” yang berarti “daya dari budi” sehingga dibedakan antara “budaya” yang berarti “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa. Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu artinya sama saja. Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan,seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. Pendek kata kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu budaya dasar adalah penciptaan,penertiban, dan pengolahan nilai-nilai insani ; tercakup didalamnya usaha memanusi akan diri didalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial.Kebudayaan selalu bersifat tertib, indah berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang,bahagia, dan sebagainya.
Tokoh Nasional Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai kemenangan atau hasil perjuangan hidup, yakni perjuangannya terhadap 2 kekuatanyang kuat dan abadi, alam dan zaman. Kebudayaan tidak pernah mempunyai bentuk yang abadi, tetapi terus menerus berganti-gantinya alam dan zaman.Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui sarana multi media massa (elektronik,cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi – sendi kehidupan bangsa, terutama para generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa. Betapa pentingnya kita mencintai budaya ini dan mempertahankannya di tengah ancaman budaya barat.
1.2 Identifikasi Masalah
  1. Kekuatan
  2. Kelemahan
  3. Peluang
  4. Ancaman

1.3 Pembatasan Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang sebenarnya, maka peneliti memberikan pembatasan masalah. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah Kekuatan, Kelemahan,Peluang dan Ancaman.
1.4 Perumusan Masalah
  1. Mengetahui peran budaya dalam pembentukan kepribadian yang
  2. Mengetahui berbagai macam masalah tentang kebudayaan
  3. pengetahuan tentang kebudayaan
1.5 Sistematikan Penulisan
Untuk lebih mempermudah dan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai isi skripsi ini, pembahasan dilakukan secara sistematik meliputi :
BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang menguraiakan tentang latar balakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II : Berisi tentang landasan teoritis sebagai kerangka acuan pemikiran dalam pembahasan masalah yang akan diteliti dan sebagai dasar analisis yang diambil dari berbagai literature yang berkaitan dengan isi makalah ini.
BAB III : Merupakan bab yang berisi kesimpulan dan saran.



BAB II
PEMBAHASAN
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:

  1. Kebudayaan – kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
  2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value). 
  3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. 

  1. Kebudayaan khusus atas dasar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya. 
  2. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.

Budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.


Berikut uraian dari setiap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan  yang ada, berkaitan dengan peranan kebudayaan dalam membentuk kepribadian :




  1. Kekuatan (Strength)


Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap, perilaku dan kepribadian seseorang . Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah seseorang/masyarakat sebagai pelaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan seseorang/masyarakat. Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan masyarakat/organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan oleh seseorang/masyarakat.
Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu. Artinya dengan budaya seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih tanggung jawab bukan hanya untuk dirinya tetapi bagi orang lain ataupun masyarakat.
  1. Kelemahan (Weekness)
     Budaya berperan sebagai penentu batas-batas, artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu masyarakat dan membedakannya dengan masyarakat lainnya dan kebanyakan masyarakat kita tidak mengenal budaya daerah lain. Masuknya budaya asing melalui berbagai media, baik itu media massa maupun elektronik yang secara tidak langsung menggeser nilai-nilai budaya luhur yang telah lama diadopsi oleh masyarakat akan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku serta kepribadian seseorang/masyarakat.
        Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.

3.      Peluang (Opportunity)
    Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan bangsa dari daerah lain selain daerah asal yang tidak dapat dijangkau kepada masyarakat agar mereka pun dapat mengenalnya.
  Memperkenalkan kebudayaan bangsa sejak dini kepada generasi penerus bangsa, Sehingga kebudayaan yang dimiliki oleh setiap bangsa negara atau daerah lebih dikenal oleh generasi muda kita.
       Keanekaragaman budaya yang ada disuatu negara maupun daerah yang berbeda-beda membentuk masyarakat dengan tradisi, adat istiadat dan pemikiran yang berbeda dalam masyarakat dapat dijadikan titik acuan dalam membentuk kepribadian seseorang atau kelompok masyarakat. Karena melalui kebudayaan manusia dapat bertukar pikiran dan dapat menjadi motivasi bagi daerah/negara lain untuk menjadi lebih baik di segala bidang kehidupan.


4.      Ancaman (Threat)
     Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
  Penetrasi kebudayaan, Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
  Kemajuan teknologi yang mengakibatkan pergeseran nilai-nilai budaya dan mempengaruhi kebudayaan dikalangan generasi muda kita.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebudayaan secara utuh sebenarnya meliputi pola pikir atau mindset suatu masyarakat (tentang segala perikehidupannya di masa lampau, masa kini dan masa depan), yang banyak  terekspresikan melalui aneka-ragam dan aneka dimensi kesenian. Demikian pula, kesenian merupakan salah satu wadah dominan untuk mengartikulasikan kebudayaan tak berwujud (intangible culture). Seperti juga yang diutarakan Meutia Farida Hatta Swasono di Institut Seni Indonesia Yogyakarta beberapa waktu lalu bahwa kemajuan kebudayaan bangsa dan peradabannya membawa serta, dan sekaligus secara timbal-balik dibawa serta, oleh kemajuan keseniannya. Di sisi lain kita harus menyadari bahwa kesenian daerah (tradisional) pada dasarnya adalah anonim. Bahkan, lebih jauh lagi ia juga tak bisa dibatasi atas klaim wilayah.
Ia menjadi tak terbatasi oleh garis yang pasti (borderless). Untuk itulah, jika kesenian ditempatkan sebagai sarana menciptakan ketahanan budaya suatu bangsa maka persoalan makna ketahanan budaya tersebut harus disikapi sebagai ketahanan nasional. Globalisasi dalam pengertian mereka, semacam ruang dua kutub mengenai isu identitas budaya, sosial,dan nasional, sedang di sisi lainnya mereka melontarkan ide pemusnahan identitas lokal.



Dengan mencermati perkembangan dalam beberapa dekade terakhir ini, tampak jelas adanya upaya para politisi negara-negara Barat, semacam AS berusaha menyeret dunia menuju tatanan tunggal berdasarkan nilai-nilai Barat. Sebagian besar ilmuan bahkan menyebut model globalisasi kultural semacam itu sebagai imperialisme budaya yang lebih terkesan nyata dilingkungan media massa dan seni. Sebagai contoh, acara-acara televisi, filem, dan musik pop merupakan perangkat utama imperialism budaya. Dengan demikian, seni bisa menjadi perangkat paling efektif di berbagai bidang yang bisa membantu para perancang globalisasi kultural merealisasikan ambisinya. Dunia saat ini memerlukan hubungan kerjasama yang positif sekaligus menerima beragam pluralitas yang ada. Masyarakat global mesti bisa memandang dunia sebagai satu kesatuan di tengah berbagaiperbedaan yang ada. Karena itu, kita mesti memiliki visi baru mengenai hubungan dan kerja sama regional dan internasional. Sehingga dunia terus berjalan dan bisa diminimalisir dari segala bentuk ketegangan, konflik, intervensi dan hegemoni kekuatan adidaya. Tentu globalisasi, selain harus kita waspadai, juga harus kita lihat sebagai kesempatan-kesempatan baru. Kita harus proaktif di dalamnya. Disitu kita harus “go global” dengan local specifics Indonesia, sehingga Indonesia lebih dikenal sebagai aktor tangguh dalam prosesglobalisasi, baik dari aspek budaya maupun dari aspek keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh dari perkembangan kesenian dan kebudayaan Indonesia.





Saran
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
  • Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya
  • Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
  • Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya dan seadil- adilnya.
  • Selektif terhadap kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia sehingga meskipun banyak budaya asing yang masuk tidak akan mengubah kepribadian dimana didalamnya terdapatnilai moral dan kebudayaan.


0 komentar:

Posting Komentar

Total Visitor

Nurul Agustini. Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Open Cbox

Get Money From Facebook

banner7.gif
banner1.gif

Search This Blog

Always Trendy